Diet & Nutrisi
Makanan yang Harus Dihindari bagi Penderita Hepatitis
Merebaknya kasus hepatitis pada 2022 memunculkan keresahan di masyarakat. Orang-orang mulai melakukan gaya hidup sehat dan higienis hingga vaksinasi. Tapi beberapa makanan di bawah ini perlu dihindari bagi penderita hepatitis.
Hepatitis adalah inflamasi atau peradangan hati yang bisa menyebabkan gagal hati. Hepatitis bisa menyerang segala usia. Di Indonesia, prevalensi penyakit hepatitis masih terbilang cukup tinggi. Menurut laporan oleh Kemenkes pada 2015, kasus hepatitis di Indonesia mencapai 2,9 jt jiwa.
Ada 5 tipe hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Media penularannya berupa cairan tubuh yang terdapat pada benda yang terkontaminasi hingga hubungan seksual. Gejala penyakit hepatitis meliputi penyakit kuning, mual dan muntah, lemas serta demam.
Hepatitis bisa sembuh dengan sendirinya oleh sistem imun tubuh, tetapi Anda membutuhkan vaksinasi untuk pencegahan sebelumnya.
Untuk mengurangi resiko kerusakan hati, melakukan diet sehat sangatlah krusial. Beberapa makanan dapat berdampak buruk bagi kesehatan hati. Berikut makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi bagi Anda penderita hepatitis.
Lemak jenuh
Tidak semua makanan yang mengandung lemak itu jahat, sebab ada 2 jenis lemak yaitu lemak tak jenuh (lemak baik) dan lemak jenuh (lemak jahat). Lemak jenuh dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah arteri dan hati sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan perlemakan hati.
Perlemakan hati atau hepatic steatosis adalah kondisi di mana terlalu banyak lemak yang ada di dalam hati dan mengganggu kinerja hati sehingga bisa menyebabkan kanker hati dan gagal hati. Salah satu jenis lemak jenuh yang dikenal ialah lemak trans. Jika lemak jenuh berasal dari minyak hewani dalam jumlah yang besar, lemak trans jumlahnya lebih sedikit.
Makanan yang mengandung lemak jenuh adalah daging merah, daging unggas (ayam dan bebek), kulit ayam, produk olahan susu (es krim, keju, dan mentega).
Makanan manis
Hati hanya membutuhkan satu jenis gula, yaitu fruktosa, untuk membuat lemak yang hati butuhkan. Sedangkan makanan manis yang banyak dijumpai di pasaran mengandung gula buatan atau rafinasi, di mana gula alami diolah kembali. Terlalu banyak makanan manis yang mengandung gula rafinasi dapat menumpuk lemak di hati dan memicu penyakit hati.
Makanan manis yang mengandung gula rafinasi adalah kue, cookies, roti, pasta, yogurt dan selai kacang.
Makanan bersodium
Seringkali sodium disalahartikan sebagai garam dapur. Meski garam dapur mengandung sodium, garam dapur bukanlah sumber sodium yang baik. Sodium adalah salah satu jenis mineral yang penting untuk kesehatan tulang dan tekanan darah. Tetapi ada beberapa jenis makanan tinggi sodium yang perlu dihindari.
Sodium atau sering disebut natrium jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menciptakan perubahan sel dalam hati sehingga memicu fibrosis hati. Fibrosis hati adalah kondisi di mana jaringan parut (jaringan bekas luka yang terbentuk saat proses penyembuhan) memenuhi hati sehingga hati tidak dapat berfungsi dengan baik.
Makanan tinggi sodium adalah daging kering, daging olahan kaleng, daging babi, udang, biskuit, pizza, dan sandwich.
Pentingnya Vitamin C
Untuk mereduksi resiko terkena hepatitis, Anda perlu daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh bisa Anda jaga dengan memenuhi kebutuhan vitamin C harian melalui makanan tinggi vitamin C dan suplementasi. Vitamin C bekerja sebagai antioksidan yang dapat membantu menangkal radikal bebas.
Konsumsi Holisticare Ester C, suplementasi vitamin C dengan varian Ester-C yang lebih tidak perih di lambung untuk menjaga daya tahan tubuh seharian.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari





