Kesehatan Mental
Vitamin D Dapat Perbaiki Gejala Depresi, Benarkah?
Depresi adalah jenis masalah kesehatan mental yang semakin tinggi di Indonesia, tapi tidak banyak yang teredukasi mengenainya, apalagi cara mengatasinya. Nah, salah satu cara untuk mengatasi gejala depresi adalah dengan mencukupi nutrisi salah satunya vitamin D. Penelitian telah menemukan bahwa kekurangan vitamin D bisa memicu gejala depresi.
Vitamin D adalah jenis vitamin larut lemak, vitamin yang dapat diproses dengan asupan yang berlemak dan akan disimpan di jaringan lemak tubuh. Dua jenis vitamin D yang bisa dikonsumsi adalah vitamin D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecalciferol).
Sumber vitamin D2 banyak ditemukan pada jamur sedangkan D3 bisa dijumpai di hati sapi, minyak ikan, dan kuning telur. Vitamin D sebenarnya dapat diperoleh juga melalui sinar matahari. Itulah kenapa vitamin D disebut juga sebagai vitamin sinar matahari.
Sinar matahari memiliki peran penting untuk kesehatan mental seseorang karena sinar matahari dapat meningkatkan hormon serotonin atau hormon bahagia. Hormon serotonin bertugas untuk mengatur suasana hati dan fokus seseorang.
Riset juga menunjukkan bahwa gejala depresi ikut berkurang dengan vitamin D.
Gejala depresi dan kekurangan vitamin D
Depresi adalah gangguan psikologis yang bisa hilang dan muncul pada rentang waktu yang sulit ditebak. Kamu bisa sedih hari ini dan senang beberapa hari kemudian, begitu juga sebaliknya. Bagaimana pun juga, depresi adalah masalah yang harus ditangani secara profesional.
Sementara mereka dengan gejala depresi akan sulit sekali mendapatkan sinar matahari karena gejala depresi termasuk mengisolasi diri. Gejala depresi dan gejala kekurangan vitamin D sebenarnya sangat mirip. Berikut tanda kekurangan vitamin D yang juga sering dialami oleh penderita depresi.
- mudah lelah atau fatigue
- rambut rontok
- sakit punggung
- anxiety
- mudah sakit khususnya terserang flu
- rasa sedih dan putus asa
Dampak kekurangan vitamin D
Selain depresi, kekurangan vitamin D juga bisa memicu masalah berikut ini.
- gangguan afektif musiman (SAD)
- schizophrenia
- tulang keropos
- sakit jantung
- stroke
- hipertensi
- diabetes
Cara mendapatkan vitamin D
Mengatasi depresi dan mengurangi gejalanya bisa kamu coba dengan pengelolaan stres, dan setiap orang punya cara mengelola stres yang berbeda. Kamu bosnya untuk masalah ini.
Atau, penuhi kebutuhan vitamin D harian.
Cara termudah dan termurah untuk mendapatkan vitamin D ialah berjemur. Saat terpapar sinar matahari, otak akan melepaskan hormon serotonin yang mengatur suasana hati. Ini mungkin menjadi alasan kenapa early bird lebih bahagia dibanding night owl.
Dokter juga merekomendasikan sumber vitamin D dari makanan seperti ikan, telur, keju, dan susu serta turunannya.
Apakah suplementasi membantu?
Mengutip sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2020 berjudul Vitamin D and Depression: A Critical Appraisal of the Evidence and Future Directions, suplementasi vitamin D dapat mengurangi gejala depresi pada pasien depresi mayor dan kekurangan vitamin D.
Memenuhi kebutuhan vitamin D melalui makanan dan matahari adalah tantangan yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang, terutama dengan gejala depresi. Alternatif yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi suplementasi vitamin D seperti Holisticare D3 1000. Dengan cholecalciferol, kebutuhan vitamin D harian akan terpenuhi secara cepat terutama pada kelompok rentan seperti penderita penyakit autoimun, ibu hamil dan menyusui, serta lanjut usia.
Segera kunjungi psikolog atau psikiater jika kamu mengalami gejala depresi dan mulai mengganggu rutinitas harian.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari