Penyakit
Penyebab dan Perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Beberapa kondisi kesehatan dan lingkungan bisa menjadi pemicu dan memperparah ISPA. Lalu bagaimana sebenarnya pencegahan dan perawatan ISPA? Apakah ini penyakit yang harus diwaspadai? Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini.
Gejala ISPA
ISPA adalah penyakit pernapasan yang bisa menyerang saluran pernapasan atas (hidung, faring, dan laring) atau saluran pernapasan bawah (trakea dan paru-paru) selama kurang lebih 14 hari sehingga penderitanya akan merasakan kesulitan bernapas, pilek, dan flu. Sebagai penyakit menular, ISPA tersebar sangat cepat dan bisa menimbulkan gejala yang lebih parah dan bisa menyebabkan pneumonia (radang paru-paru).
Gejala ISPA juga meliputi:
- Batuk
- Bersin
- Hidung tersumbat
- Sakit kepala
- Demam
- Mudah lelah
- Radang dan nyeri tenggorokan
Jika kamu mengalami gejala di bawah ini segera kunjungi dokter.
- Menggigil hingga badan mencapai suhu di atas 39˚C
- Sulit bernapas
- Batuk darah
- Nyeri otot
- Penurunan kesadaran
Penyebab ISPA
Penyebab utama ISPA adalah patogen virus dan bakteri yang tersebar melalui droplet, airborne, dan lingkungan (suhu, musim, dan kebersihan). Gangguan pernapasan juga bisa disebabkan oleh gabungan antara virus dan bakteri. Mereka akan masuk ke dalam bronkus dan menyebabkan gangguan pernapasan. Kamu bisa terpapar virus dan bakteri melalui kontak fisik dan berada dalam satu ruangan dengan orang yang terinfeksi, dan menyentuh permukaan atau benda yang tercemar.
Menurut WHO, berikut virus dan bakteri yang paling umum menyebabkan ISPA:
Virus: adenovirus, rhinovirus, enterovirus, herpesvirus, myxovirus (termasuk influenza dan virus campak), dan severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus atau SARS-CoV yang menjadi dalang COVID-19.
Bakteri: psittacosis-ornithosis (bakteri yang menyebabkan flu burung), mycoplasma pneumoniae, streptococcus pneumoniae, streptococcus pyogenes, streptococcus viridans, staphylococcus pyogenes, klebsiella pneumoniae, haemophilus influenzae, pseudomonas aeruginosa, escherichia coli, dan bacteroides spp.
Siapa yang paling berisiko?
Anak-anak, lansia, dan mereka dengan gangguan sistem imun lebih beresiko terkena ISPA. Mereka yang tinggal di negara berkembang termasuk Indonesia, berjenis kelamin laki-laki, bayi dengan berat badan lahir rendah, ibu pekerja, dan mereka yang sering menghabiskan waktu di dalam ruangan juga termasuk kelompok rentan yang terkena ISPA.
Pencegahan dan perawatan ISPA
Meskipun transmisi ISPA termasuk cepat dan singkat, ada tindakan preventif yang terbukti dapat mencegah penularan, termasuk:
- lindungi diri saat berada di ruang publik dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak menyentuh permukaan sembarangan
- sanitasi seperti rajin mencuci tangan, menggunakan hand sanitizer, tidak menyentuh area wajah setelah dari luar ruangan
- hindari aktivitas merokok
- imunisasi dan vaksinasi
- usahakan ruangan tidak lembab dan memiliki ventilasi udara yang lancar
- mengonsumsi makanan bergizi terutama yang mengandung vitamin c dan vitamin d, yang dapat memperkuat sistem imun tubuh.
ISPA menjadi salah satu diagnosa awal yang paling sering pada pasien di rumah sakit dan bisa menimbulkan kekhawatiran terutama sejak pandemi akibat COVID-19. Virus dan bakteri bisa menyebar dan menjadi wabah skala besar apalagi jika virus dan bakteri tergolong baru dan belum pernah diteliti.
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala ISPA, begini perawatan yang bisa dilakukan.
- menggunakan masker dan menjauhi kerumunan
- isolasi diri jika disertai gejala lain seperti demam tinggi dan batuk parah
- tidak menggunakan alat makan orang lain
- gunakan lengan bagian dalam saat bersin
- rajin berjemur karena sinar matahari mengandung vitamin D yang terbukti dapat mengobati gejala ispa dan mengurangi penularannya.
Manfaat vitamin D untuk penyakit ISPA
Salah satu vitamin yang tidak boleh dilewatkan jika terkena ISPA adalah vitamin D. Vitamin D berfungsi sebagai imunomodulator (pengatur sistem kekebalan tubuh) yang dapat membantu mengurangi sitokin penyebab peradangan di paru-paru dan mengaktifkan sel T sebagai antivirus dari sel epitel pernapasan selama infeksi.
Vitamin D tersedia pada salmon, tuna, sarden, dan daging sapi. Kamu juga bisa mengonsumsi suplementasi vitamin D seperti Holisticare D3 1000, mengandung 1000 IU vitamin D yang dapat memenuhi kebutuhan vitamin D harian secara cepat terutama pada penderita infeksi seperti ISPA.
Ditinjau oleh dr. Addina Witsqantidewi, BMedSci