Penyakit
COVID Arcturus Ada di Indonesia, Ini yang Harus Kamu Lakukan!
COVID Arcturus atau yang dikenal juga dengan XBB.1.16 adalah subvarian Omicron yang belakangan menimbulkan lonjakan kasus COVID-19 di India dan 29 negara lainnya termasuk Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Lalu haruskah kita khawatir? Bagaimana dengan gejalanya dan pencegahannya? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.
Mengakibatkan lonjakan kasus di India
Hingga pada 17/04 Kemenkes telah mengumumkan 2 kasus positif Arcturus di Indonesia. Salah satu dari penyintas memiliki riwayat perjalanan ke India. India merupakan negara pertama yang memiliki kasus positif COVID Arcturus yaitu pada akhir Januari 2023, ucap Dr. Van Kerkovhe, epidemiolog WHO.
Subvarian yang memicu lonjakan kasus di India ini telah diklasifikasikan sebagai varian dengan pengawasan (variant under monitoring) oleh WHO pada 23 Maret 2023. VUM (Variant Under Monitoring) digolongkan sebagai varian yang masih terus bermutasi yang mungkin berdampak pada transmisibilitas dan keparahan di masa mendatang, sehingga membutuhkan pemantauan ketat.
Terdapat peningkatan kasus di Indonesia
Sejak Mei 2022, pemerintah melalui Kemenkes mulai melonggarkan regulasi terkait penularan COVID-19. Masyarakat tidak diwajibkan menggunakan masker di tempat publik dan penghapusan wajib PCR-Antigen untuk perjalanan jarak jauh per Agustus 2022.
Jika dilihat dari peta sebaran COVID-19 pemerintah pada April 2023, ada peningkatan kasus positif hingga 109% sebab pada 1 April angka terkonfirmasi ialah 486 dan menyentuh angka 1017 pada 14 April. Meskipun begitu, pemerintah belum menegaskan bahwa lonjakan kasus di Indonesia ini disebabkan oleh subvarian COVID Arcturus.
Gejala COVID Arcturus
Subvarian COVID Arcturus bisa menyerang siapa saja, terkhusus golongan rentan seperti anak-anak, lanjut usia, mereka dengan komorbid, dan mereka yang memiliki imunitas rendah.
Gejala subvarian XBB.1.16 ini meliputi:
- Konjungtivitis seperti mata merah dan belek atau kotoran mata terutama pada anak-anak
- Batuk
- Pilek
- Demam
- Napas pendek
- Sakit kepala
- Badan pegal-pegal
- Diare
- Sakit perut
Pentingnya menjaga sistem imun untuk mencegah COVID Arcturus
Perbedaan subvarian ini dengan varian lainnya ialah kemampuan mutasi proteinnya yang dapat memperparah keadaan sehingga tercatat 1,2 kali lebih infeksius. Oleh karena itu, pencegahannya bisa dimulai dari tetap menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, memenuhi kebutuhan nutrisi terutama yang dapat mendukung sistem imun tubuh seperti vitamin C dan vitamin D.
Antioksidan dalam vitamin C mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Selain sumber makanan, vitamin C juga dapat dipenuhi melalui suplemen dalam bentuk Ester-C yang lebih ramah di lambung. Selain vitamin C, Holisticare EsterC mengandung Bioflavonoid dan Kalsium untuk mendukung proteksi lebih pada sistem imun.
Untuk si kecil, berikan Holisticare EsterC Kids 1-3 kali sehari untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin C-nya.
Tubuh memiliki kemampuan melindungi diri dari sel T, yang bertugas untuk membunuh patogen berbahaya seperti bakteri dan virus. Sel T ini adalah salah satu perlindungan terbesar yang dimiliki tubuh, ucap Paul Hunter, Guru Besar di Kedokteran University of East Anglia di inggris, yang dikutip dalam The Washington Post.
Sel T hanya bisa aktif dengan vitamin D3 ketika kulit terpapar sinar matahari. Tidak hanya dengan berjemur selama maksimal 15 menit, kamu juga bisa konsumsi Holisticare D3 1000 sekali sehari untuk kebutuhan vitamin D harian kamu.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari