Holisticare Logo
quiet quitting
Back to Article

Dunia Kerja

Quiet Quitting: Salah Satu Cara untuk Work Life Balance?

Kalau kamu pengguna media sosial, kamu pasti sudah banyak melihat dan mendengarkan tentang quiet quitting. Apa itu sebenarnya quiet quitting? Apa penyebab dan dampaknya bagi pekerja? Simak selengkapnya pada ulasan berikut. 

Artikel ini dipersembahkan oleh Holisticare Fit, suplemen kesehatan yang cocok untuk pekerja sibuk seperti kamu karena mengandung Vitamin B Complex yang akan mengoptimalkan energi dalam tubuh, juga mengandung Ester-C yang lebih tidak perih di lambung. 

Apa itu quiet quitting?

Singkatnya, quiet quitting adalah kerja pas-pasan dan seadanya, di mana seorang pekerja hanya melakukan pekerjaan sesuai kontrak dan jobdesc yang disepakati, tidak lebih dan tidak kurang. 

Istilah quiet quitting baru populer belakangan ini tetapi sebenarnya fenomena ini sudah ada sejak awal 2021 di Cina. Di Cina, istilah quiet quitting dikenal sebagai tang ping. Tang ping adalah gerakan sosial atau counterculture yang menolak kerja berlebih pada pemerintah. 

Ciri-ciri quiet quitting mulai dari tidak menghadiri rapat, berangkat dan pulang kantor tepat waktu, kurang antusias pada projek, dan tidak berusaha membantu pekerjaan rekan kerja yang membutuhkan bantuan. 

Pentingkah quiet quitting?

Semua orang bekerja untuk alasan yang berbeda. Yang menjadi persamaan adalah, orang menghabiskan berjam-jam untuk melakukan sesuatu yang produktif terhadap suatu pihak. 

Fenomena ini bisa dipengaruhi oleh praktik manajemen yang kurang baik dari suatu perusahaan atau bahkan dari diri sendiri. 

Kamu mungkin akan merasakan quiet quitting jika perusahaan tempat kamu bekerja tidak memberikan kepuasan bagi diri kamu, seperti rekan kerja yang toxic dan struktur perusahaan yang menghambat karir kamu. 

Atau, quiet quitting juga bisa terjadi jika kamu merasakan bahwa hidup tak melulu soal bekerja dan hustle. Kamu butuh aktualisasi diri yang lain, yang lebih menyenangkan dan menguntungkan untuk persona kamu. 

Sebuah jurnal berjudul Self-Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being, mengungkapkan ada tiga tolak ukur yang bisa meningkatkan kepuasan dan produktivitas dalam bekerja yaitu otonomi, keahlian, dan hubungan. 

  • Autonomy: bisa mengontrol waktu dan energi dalam bekerja
  • Competence: mendapatkan masukan positif dan pujian atas kinerja 
  • Relatedness: merasa dekat dan terlibat dengan teman kerja dan perusahaan

Tiga hal di atas tidak hanya berlaku untuk perusahaan tapi juga diri sendiri. Apakah otonomi yang tidak kamu dapatkan diakibatkan karena manajemen waktu kamu yang buruk? Apakah keahlian kamu sesuai dengan objektif perusahaan? 

Ubah jadi titik balik

Sebenarnya quiet quitting bisa jadi kesempatan untuk mengasah skill kamu secara profesional, tapi hanya jika kamu mawas diri. Kamu bisa menemukan penyebab quiet quitting yang kamu alami dan bagaimana mengatasinya. 

Baik itu penyebab eksternal (perusahaan) atau internal (diri sendiri), kamu tetap bisa mendorong diri secara proaktif bekerja dan berkarir.  Apa pun pekerjaan kamu (yang mungkin kamu anggap toxic) sebetulnya menawarkan banyak peluang untuk berkembang. Saat kamu mendorong diri lebih keras, nilai yang akan didapatkan bisa sangat tidak terduga. 

Bagaimana pun juga, kamu perlu membuat batasan. Jangan sampai kamu burnout dan stres. Secara khusus, stres akibat pekerjaan disebut dengan occupational stress. Gejalanya bisa ditandai dengan mudah lelah, sakit kepala, dan ketegangan otot. 

Mengimbangi kehidupan personal dan pekerjaan (work life balance) bisa kamu lakukan dengan berbagai cara termasuk olahraga, selalu terhidrasi, dan mengonsumsi makanan kaya vitamin B.  Vitamin B dapat menjaga kesehatan tubuh bagi kamu dengan gaya hidup yang super sibuk. 

Suplementasi Vitamin B Complex juga bisa menjadi sumber vitamin B kamu. Sebuah riset yang dipublikasikan di Nutrition Journal menyebutkan bahwa suplementasi Vitamin  B Complex dapat mencegah occupational stress dan mendukung produktivitas. 

Holisticare Fit siap menjadi andalan kamu sehari-hari karena mengandung Vitamin B Complex dan Ester-C sehingga lebih tidak perih di lambung. Vitamin B Complex juga bermanfaat untuk mengubah nutrisi dari makanan menjadi glukosa, yang menjadi sumber energi untuk tubuh. 

 

Ditinjau oleh dr. Addina Witsqantidewi, BMedSci



Website ini menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari lebih lanjut.
Testing
Holisticare - Facebook Holisticare - Instagram Holisticare - Twitter Holisticare - Youtube