Penyakit
Mengapa Zat Asam Membuat Lambung Perih
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Pernahkah Anda mengalami perut terasa panas dan perih karena makan yang asam-asam?
Ada apa dengan asam lambung kita?
Yuk… Kita pelajari
Asam lambung tentu tak lepas dari organ lambung yang merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dalam proses pencernaan makanan. Organ tubuh ini berbentuk kantung yang letaknya ada di rongga perut bagian kiri atas, tepat di bawah diafragma yang memiliki fungsi sebagai organ tempat penyimpanan makanan. Dalam keadaan normal, lambung mengandung sekitar 50 cc cairan yang mengandung Asam Chlorida (HCl), Pepsin dan Mucin. Ketiga komponen ini bersifat asam dengan pH 1 – 3 (pH Normal : 6,5 – 7). HCl berfungsi sebagai pembunuh kuman yang masuk bersama makanan. Pepsin atau dikenal sebagai enzim pencernaan membantu proses pencernaan makanan sehingga mudah diserap oleh tubuh. Mucin atau pelapis dinding lambung berperan sebagai pelindung lambung dari lingkungan asam. Ketiga cairan lambung tersebut dalam bahasa awam disebut asam lambung. Asam lambung akan meningkat jika dipicu oleh berbagai hal seperti, makanan yang pedas, makanan yang asam, alkohol, kopi dan tekanan pikiran (stress).
Ada kalanya lambung terasa perih/nyeri dan panas pada saat kita terlambat makan. Hal ini terjadi karena HCl diproduksi lebih banyak sehingga dinding lambung mengalami iritasi. Iritasi inilah yang menjadi penyebab rasa perih/nyeri dan panas di lambung atau dikenal dengan Dyspepsia (sakit maag dalam bahasa awam). Dyspepsia juga bisa disertai sensasi kembung, mual, bersendawa, serta rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian atas yang tidak jelas penyebabnya.
Selain gejala klasik seperti di atas, apabila keadaan memburuk pada malam hari, terutama saat berbaring, batuk kering dan terkadang sesak napas seperti gejala asma, bisa jadi Anda terserang GERD (Gastroessophageal Reflux Disease). GERD terjadi ketika cincin otot paling bawah di kerongkongan (LES: Lower Esophageal Sphincter) tidak menutup sempurna setelah makanan masuk ke lambung. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika makanan atau minuman turun ke lambung dan segera menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di lambung agar tidak naik kembali ke kerongkongan. Jika LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa keluar dari lambung dan menyebabkan GERD. GERD biasanya terkait dengan faktor keturunan, stres, konsumsi obat-obat tertentu, kelebihan berat badan, keadaan hamil dan konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak.
Selain Dyspepsia dan GERD gejala-gejala di atas juga bisa menyebabkan peradangan pada lambung, atau dikenal dengan Gastritis. Gastritis disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylorii yang menyerang dinding lambung. Bakteri ini merupakan satu satunya bakteri yang dapat merusak lapisan pelindung dinding lambung. Ketika lapisan pelindung (Mucin) rusak, maka dinding lambung akan teriritasi oleh HCl dan meradang.
Apakah Anda penderita penyakit asam lambung seperti di atas? Apakah penderita asam lambung bisa mengkonsumsi vitamin C? Apakah vitamin C harus berasa asam? Buang jauh- jauh anggapan bahwa buah semakin asam semakin tinggi vitamin C nya. Lemon dan jeruk dikenal dengan buah yang mengandung vitamin C dan terasa asam. Kenyataannya buah dan sayuran seperti pepaya, brokoli dan paprika juga banyak mengandung vitamin C, namun tidak terasa asam. Makanlah beragam buah dan sayuran sesuai kebutuhan harian Anda untuk mencapai hasil yang diharapkan.
[/vc_column_text][vc_separator][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_empty_space][vc_column_text]
Ditulis oleh:
dr. Anugerah, MKK
Praktisi Kesehatan Kerja[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][/vc_column][/vc_row]