Ibu & Anak
Tips dan Trik agar Anak Cepat Tidur
Menidurkan anak bukanlah perkara mudah. Tugas ini butuh kesabaran dan perhatian ekstra, sebab sulit tidur pada anak dapat memengaruhi tingkah laku dan emosional anak, dan yang jarang dibahas adalah kualitas tidur orang tua juga menjadi terancam. Mom, ini tips dan trik agar anak cepat tidur.
Artikel ini dipersembahkan oleh Holisticare EsterC Kids, suplementasi vitamin C dengan bentuk tablet hisap untuk menjaga sistem imun si kecil. Mengandung jenis Ester-C sehingga lebih tidak perih di lambung dan pemanis alami untuk gigi anak yang lebih kuat.
Seperti orang dewasa, anak-anak juga punya jam internal (circadian rhythm), yaitu sistem pengaturan jam tidur yang dipengaruhi oleh kebiasaan, lingkungan, dan kesehatan tubuh. Misalkan, jika anak biasanya tidur pukul 10 malam, maka jam internal ini akan ikut menyesuaikan sehingga tubuh akan mulai mengantuk menjelang pukul 10.
Merujuk National Institutes of Health, anak-anak berusia 3-12 tahun membutuhkan waktu tidur 9-13 jam (termasuk tidur siang). Kurang tidur pada anak bisa mengganggu perkembangan otak dan emosi seperti sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, mudah lupa, mudah marah atau murung, dan tidak punya kontrol diri.
Anak-anak yang kurang tidur juga lebih rentan mengalami ngompol, mimpi buruk, dan lebih mudah sakit.
6 Trik agar Anak Cepat Tidur
Membuat anak tidur hingga saat ini menjadi aktivitas yang sulit dilakukan bagi orang tua sebab ini juga dapat memengaruhi aktivitas dan kehidupan orang tua, namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan. orang tua harus melakukan berbagai strategi yang berbeda untuk membuat anak cepat tidur. Ini caranya.
1. Ubah tidur menjadi aktivitas menyenangkan
Tidur adalah aktivitas yang dibenci anak-anak karena menghambat waktu bermain mereka. Banyak orang tua juga menanamkan stigma bahwa tidur adalah “hukuman”, khususnya saat anak melakukan kesalahan.
“Nanti kamu mama suruh tidur lho” adalah kalimat yang tidak asing didengar oleh anak.
Tidur bisa dibuat menyenangkan dengan trik berikut:
- Memberikan reward di pagi hari jika tidur tepat waktu
- Bermain dengan anak sebelum tidur
- Bercerita dengan anak sebelum tidur (bisa membahas pekerjaan orang tua atau aktivitas anak selama sepanjang hari)
- Membacakan anak buku cerita
2. Ubah dan buat rutinitas sebelum tidur
Anak susah tidur setiap hari karena memang rutinitasnya telah terbentuk demikian. Buatlah aktivitas pengantar tidur yang harus dilakukan oleh anak. Aktivitas sebelum tidur juga bisa meningkatkan kualitas tidur anak, seperti mandi air hangat, gosok gigi, kenakan baju tidur, hingga merapikan tempat tidur.
3. Ganti suasana kamar
Usahakan suasana kamar anak tetap sejuk dan tidak berisik. Jika penting, mengubah dekorasi kamar sesuai dengan keinginan anak juga bisa sangat membantu.
4. Ciptakan rasa aman
Tidur bisa sangat menakutkan karena mitos monster di bawah tempat tidur atau di dalam lemari. Untuk menghilangkannya, ini trik yang bisa dilakukan:
- Buat pencahayaan yang cukup tapi tidak terlalu terang karena justru semakin membuat anak sulit tidur
- Biarkan pintu anak terbuka
- Ciptakan figur imajinatif seperti boneka, poster, atau action figure kesukaan anak
- Berdoa bersama juga sangat membantu dan membuat anak lebih tenang
5. Sediakan cemilan dan minuman pendukung
Anak-anak mungkin membutuhkan lebih dari 3 kali makan setiap hari. Artinya, anak bisa kesulitan tidur karena lapar, bukan berarti memberikan anak makanan berat yang tinggi karbohidrat. Anda bisa memberikan makanan ringan penunjang tidur seperti buah kiwi, pisang, susu, dan teh. Hindari makan mendekati jam tidur.
6. Gawai hanya untuk di siang hari
Penggunaan gawai atau gadget tidak hanya buruk untuk penglihatan melainkan dapat mengganggu jam internal anak, apalagi saat malam hari. Batasi penggunaan gawai hanya sampai sore hari agar tidur anak tidak terganggu.
Jika trik di atas tidak berhasil
Anak yang mengalami kesulitan tidur sebenarnya bisa menjadi gejala dari kondisi psikologis yang serius seperti stres. Ya, anak-anak juga bisa stres lho. Faktor penyebab stres pada anak bisa berasal dari hubungan pertemanan dan sekolah atau bahkan dari dalam keluarga.
Cobalah lakukan pendekatan yang lebih mendalam kepada anak dan guru di sekolah.
Evaluasi pula apakah ada kejadian atau kebiasaan dalam keluarga yang menjadi pemicu stres pada anak. Pemicu bisa berasal dari kondisi ekonomi dan pendidikan yang kurang baik, orang tua jarang berada di rumah, emosional orang tua kurang baik (sering berdebat), hingga keluarga yang kurang suportif.
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari