Daya Tahan Tubuh, Uncategorized
Apa yang Terjadi Jika Tubuh Kekurangan Antioksidan?
Tubuh membutuhkan antioksidan untuk melawan oksidan yang dapat berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu penyakit diabetes tipe 2, penyakit Alzheimer, aterosklerosis, dan kanker. Apakah ada hubungan penyakit ini dengan kekurangan antioksidan dalam tubuh? Bagaimana penjelasannya? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Antioksidan untuk netralkan oksidan
Seperti terminologinya, antioksidan adalah zat yang dapat melawan oksidan, hasil dari proses oksidasi (pelepasan elektron dari molekul). Oleh karena efeknya ini, banyak orang juga menyebut antioksidan sebagai pemberi elektron, yang dapat menetralkan oksidan seperti radikal bebas.
Radikal bebas atau disebut juga dengan reactive oxygen species (ROS) termasuk jenis oksidan yang bisa ditemukan dalam tubuh dan lingkungan sekitar seperti paparan sinar matahari, polusi udara, dan asap rokok.
Radikal bebas bisa menjadi bumerang. Jika jumlahnya tidak berlebihan, radikal bebas justru dapat membunuh patogen dan mendukung pertumbuhan sel namun jumlah yang berlebihan akan menyerang tubuh.
Berlebihnya jumlah radikal bebas sering dialami oleh penduduk urban yang banyak terpapar oleh polutan. Itulah kenapa tubuh butuh antioksidan, untuk menyeimbangkan radikal bebas yang diterima oleh tubuh.
Bahaya radikal bebas
Radikal bebas dapat menyerang sel, DNA, protein, dan jaringan tubuh. Jika tubuh kekurangan antioksidan hingga konsentrasi radikal bebas lebih tinggi, dapat mengakibatkan stres oksidatif yang kemudian memicu penyakit di bawah ini.
- katarak atau penglihatan buram
- penyakit Parkinson dan Alzheimer
- artritis atau peradangan sendi
- penyakit jantung koroner
- penyakit kronis
- kanker
- diabetes
- tekanan darah tinggi
Sumber antioksidan yang direkomendasikan
Ada banyak jenis antioksidan yaitu vitamin C, E, dan beta-karoten. Para ilmuwan merekomendasikan sayur dan buah-buahan sebagai sumber antioksidan yang baik untuk tubuh.
- Vitamin C: jeruk, blackcurrant, lemon, mangga, stroberi, pepaya, kacang polong, sayuran hijau (kol, lobak, sawi, brokoli, dan bayam)
- Vitamin E: kacang almon, alpukat, dan biji-bijian
- Beta-karoten: melon, wortel, kangkung, tomat, ubi jalar, dan semangka
Jenis antioksidan jika dibagi berdasarkan sumbernya, terbagi menjadi endogenous (antioksidan yang berasal dari dalam tubuh) dan exogenous (berasal dari makanan dan suplementasi). Mengonsumsi suplementasi bisa menjadi pilihan kamu untuk menjaga tubuh dari radikal bebas, tetapi tidak semua suplementasi serupa. Pastikan memilih suplementasi dengan kandungan yang ramah bagi tubuh seperti Holisticare Ester C.
Dengan jenis antioksidan vitamin C yang lebih ramah di lambung, Holisticare Ester C dapat menjaga kesehatan tubuh selama 24 jam karena memiliki bioavailabilitas yang mendukung.
Tetapi makanan dan suplementasi dengan antioksidan mungkin tidak akan cukup menetralkan radikal bebas jika kamu masih melakukan:
- merokok
- mengonsumsi alkohol
- mengonsumsi makanan berminyak dan digoreng
- tidak menggunakan perlindungan ekstra di tempat tinggi radiasi dan polusi
Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari