
Umumnya saat memasuki usia 35 tahun, orang Indonesia mulai dihantui risiko gejala nyeri sendi. Risiko ini dapat terjadi karena banyak hal, dan faktor terbanyaknya dipengaruhi oleh kurangnya asupan glucosamine dan chondroitine yang menyebabkan kurangnya pelumas sendi.
Kedua nutrisi ini mungkin sudah terlalu mainstream diketahui sebagai nutrisi sendi. Tapi tahukah Anda? Selain glucosamine dan chondroitine, ada satu nutrisi lain yang perlu diperhatikan kecukupannya karena memiliki pengaruh terhadap risiko nyeri sendi. Nutrisi itu adalah vitamin C.
Sebuah penelitian yang dilansir dari situs Verywell mengungkap bahwa kekurangan vitamin C akan menaikkan risiko salah satu penyakit sendi bernama rheumatoid arthritis. Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit rheumatoid arthritis terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi justru menyerang sel normal pada persendian dan membuat sendi terasa nyeri.
Dengan konsumsi vitamin C yang cukup, setidaknya risiko nyeri sendi akan diminimalisasi, karena:
- Vitamin C adalah antioksidan kuat yang melawan molekul pemicu rheumatoid arthritis.
- Vitamin C membantu sintesis kolagen, protein utama pada jaringan sendi dan tulang.
- Vitamin C membantu melawan infeksi dan dapat bekerja untuk mengendalikan peradangan.
Tak hanya orang berusia 35 tahun ke atas, para pemuda juga perlu care dengan risiko ini. Sebab nyeri sendi bisa menyerang pemuda jika gaya hidupnya tidak sehat. Lakukan pencegahan dengan olahraga teratur, jaga berat badan agar ideal, perbanyak konsumsi bayam, udang, kerang, kacang-kacangan, atau ikan salmon. Juga lengkapi dengan vitamin C yang membantu menyehatkan persendian.
Informasi ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian Holisticare EsterC terhadap kesehatan Anda secara menyeluruh, terutama bagi Anda yang kurang perhatian dengan variasi makanan sehari-hari.
Holisticare EsterC, vitamin C yang halal, aman di lambung, nyaman di hati!