Holisticare Logo
kecanduan game
Back to Article

Ibu & Anak

5 Ciri Anak Mulai Kecanduan Game

Di zaman sekarang, dimana makin banyak bermunculan produk-produk teknologi yang makin simpel dan murah. Perangkat bermain video game jauh lebih banyak, dan mudah diakses ketimbang zaman dahulu. Resiko kecanduan game pada anak pun menjadi lebih besar.

Artikel ini dipersembahkan oleh Holisticare Ester C Kids, suplemen Vitamin C jenis Ester C. Untuk penuhi kebutuhan Vitamin C harian tubuh anak, konsumsilah Holisticare Ester C Kids. Sebab Holisticare Ester C Kids adalah Vitamin C yang lebih tidak perih di lambung (pH netral), dan 24 hours bioavailability (tersedianya kadar vitamin C dalam tubuh selama 24 jam).

Dampak Positif Video Game

Anak-anak masa kini telah familiar dengan teknologi, dan memiliki banyak pilihan dalam bermain video game. Bahkan mereka yang tidak memiliki perangkat pun masih bisa menikmatinya lewat warung game online di sekitar mereka.

Bermain video game sebenarnya bisa berdampak positif pada anak. Ada sepuluh efek yang baik untuk anak ketika mereka bermain video game. Tiga di antaranya adalah meningkatkan kemampuan belajar, meningkatkan mood, juga melatih ketangkasan.

Ini Dia Ciri Anak Kecanduan Game

Tapi jika intensitas bermain game menjadi berlebihan, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Terlalu sering bermain video game akan berdampak pada penurunan perilaku, fisik, dan kemampuan sosial anak.

Bahkan jika sampai pada tahap kecanduan, anak bisa menjadi kurang peka dan sering berfantasi tinggi. Hal ini disebabkan adanya zat dopamin yang mengalir ke otak secara berlebihan saat mereka bermain video game. Efek ini mirip reaksi obat stimulan saraf jenis amfetamin.

Untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami kecanduan game atau tidak, cobalah ketahui lewat ciri-ciri ini.

1. Bermain semakin lama karena kecanduan game

Awalnya anak Anda mungkin akan bermain video game setelah menyelesaikan kewajibannya. Tapi makin lama justru alokasi waktu untuk kewajibannya malah dikurangi dan didominasi oleh bemain game. Jika kondisi ini terjadi pada anak Anda, maka hampir dipastikan ia mengalami kecanduan video game.

2. Memikirkan game saat melakukan aktivitas lain

Perhatikan gerak-gerik dan bicara anak. Apakah setiap harinya ia selalu berimajinasi dan sering membicarakan topik seputar game? Untuk lebih mudah mendeteksinya, dengarkan pembicaraan anak Anda dengan teman-temannya.

3. Bermain video game untuk lari dari masalah

Bagi anak-anak yang kecanduan video game, bermain game adalah pilihan terbaik untuk melarikan diri dari masalah atau mengurangi perasaan yang menyusahkan (misal rasa tidak berdaya, bersalah, cemas, depresi, dan stres). Cara seperti ini akan membuat anak menjadi kurang percaya diri dan cenderung lari dari masalah.

4. Berbohong karena kecanduan game

Kebanyakan anak-anak tidak ingin perilaku kecanduan mereka diketahui orang tua atau kerabat lainnya. Mereka masih mengakui bahwa apa yang dilakukannya itu tidak baik. Akibatnya berbagai cara dilakukan untuk menutupi candunya, salah satunya dengan berbohong.

5. Menjadi rewel saat dipaksa berhenti bermain

Akan muncul rasa tidak tenang, gelisah, dan ingin berontak, saat anak dipaksa berhenti bermain video game. Sebagai reaksinya, mereka pun menjadi rewel dan lebih mudah ngambek.

Para orang tua dianjurkan untuk melakukan pendekatan dan negosiasi dengan anak, misalnya membuat kesepakatan waktu bermain, dan sebagainya. Hindari larangan yang bersifat pemaksaan, karena hal itu hanya akan membuat anak semakin rewel.

  • Update terakhir: 19 Agustus 2019
  • Update selanjutnya: 17 Agustus 2020


Website ini menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari lebih lanjut.
Testing
Holisticare - Facebook Holisticare - Instagram Holisticare - Twitter Holisticare - Youtube